Di usianya yang baru 18 tahun, Joel Lim dari Singapura mengalami leukemia untuk yang ke-empat kalinya. Joel yang sudah didiagnosa terkena leukemia sejak usia 7 tahun ini telah menghabiskan sebagian besar waktunya menjalani kemoterapi dan mengkonsumsi obat.

Meskipun mengidap leukemia, Joel tetap bersikap positif. Hal ini menginspirasi kepala sekolahnya, Peter Tan, untuk menyebarkan berita mengenai penyakit Joel di lingkungan sekolah. Alhasil, orang tua Joel menerima donasi dan dukungan untuk keadaan Joel.

Obat yang paling sesuai untuk penyakit leukemia Joel adalah Blinatumomab atau Blincyto. Blincyto bersifat immunotherapy yang artinya menggunakan system kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker. Blincyto merupakan obat pertama yang disetujui oleh FDA atau BPOMnya Amerika untuk menggerakan limfosit dalam tubuh demi menghancurkan sel kanker.

Saat pertama kali diluncurkan di tahun 2014, harga Blincyto mencapai USD 178,000 atau setara dengan hamper IDR 2.4 Milyar saat ini. Baru-baru ini, Amgen, perusahaan farmasi yang memproduksi Blincyto, membukukan peningkatan penjualan Blincyto sebesar 49% di tahun 2016 karena meningkatnya permintaan akan obat tersebut.

Kasus Joel Lim memang merupakan kasus langka, namun bukan tidak mungkin dapat terjadi kepada kita maupun orang-orang yang kita sayangi. Tidak banyak produk asuransi kesehatan internasional yang dapat mengcover biaya Blincyto untuk pasien Indonesia, namun asuransi kesehatan internasional ini dapat membiayai pilihan obat semahal apapun untuk Anda atau keluarga Anda.

Jika biaya tidak lagi menjadi hambatan, pasien harus meniru semangat Joel Lim dalam menjalani pengobatannya. Joel terkenal sebagai anak yang berpikiran positif dan banyak bersyukur. Ibunda Joel sendiri memiliki harapan agar anaknya dapat sembuh dan dapat berkontribusi bagi masyarakat sekitarnya.