University
Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Morbi leo risus, porta ac consectetur ac, vestibulum at eros. Morbi leo risus, porta ac consectetur ac, vestibulum at eros. Cras mattis consectetur purus sit amet fermentum. Nulla vitae elit libero, a pharetra augue.
[easy-share counters=1 counter_pos="inside" native="no" hide_total="yes" fullwidth="yes" fullwidth_fix="100"]
What clients say
See all testimonials
Mario
IT Programmer
Saya masih awal 30an dan kondisi tubuh sehat-sehat saja. Dalam waktu satu bulan, tiba-tiba saya didiagnosa tuberkulosis usus dan tuberkulosis selaput rongga paru-paru. Dalam waktu satu malam saja bill Rumah Sakit mencapai 60 juta, padahal masih rumah sakit lokal. Untung ada kartu Global Medical Plan dan tim MI yang membuat semua proses pengobatan berjalan mulus. Thanks guys!
Suyanto
Business Owner
"Saya sering ke luar negeri, dan kebanyakan asuransi Indonesia tidak bisa dipakai kalau saya kelamaan di luar negeri. Baru kali ini saya lihat ada yang bisa cukup 1 hari saja cap paspor di Indonesia, tidak dibarengi pasal-pasal lain. Batas klaimnya besar lagi! Sangat cocok untuk saya yang sering berurusan bisnis di luar negeri."
Hatake Kakashi Kun, Komunitas BBC Indonesia di Facebook
"Mungkin dari segi kwalitas, tenaga ahli, teknologi, dan peayanan serta biaya beda sama yang di dalam negeri."
Sutirto St Hardjo, Komunitas BBC Indonesia di Facebook
"Bukan hanya pelayanan orang sakit, hampir semua jenis jasa di negara ini masih sangat payah. Ironis memang banyak orang miskin tapi sang kaya menghamburkan devisa ke luar negeri."
Masdul Naipospos Teroris Naburju, Komunitas BBC Indonesia di Facebook
"Maklumlah pelayanan di rumah sakit-rumah sakit kita kita kan mana ada bagus-bagusnya."
Muhamad, Surabaya
"Pengalaman ketika kakak saya sakit, dibawa ke salah satu RS di Surabaya. Setelah di lakukan pemeriksaan dinyatakan ada cairan di paru-paru yang harus dikeluarkan. Lebih kurang dua minggu di RS tidak ada kejelasan dan kondisi kakak saya semakin parah. Atas saran seorang teman, saya bawa kakak ke Singapura dan di RS di sana hanya diberi obat. Dalam waktu tiga hari kakak saya sembuh dengan biaya lebih murah. Kita butuh dokter yang punya hati."
I Wayan Kaler, Badung-Bali
"Saya seorang survivor. Saya menderita tumor pankreas grade IV B, ketahuannya tahun 2008 dan sepenuhnya berobat di Bali dengan kemoterapi. Syukurlah sampai saat ini saya masih bisa bertahan. Belakangan ini saya dapat konsultasi dengan dokter-dokter dari Singapura yang khusus didatangkan oleh salah satu Yayasan di Singapura. Kemampuan dokternya mungkin hampir sama, cuman alat pendukung yang ada di Singapura jauh lebih canggih, sehingga cara pengobatannya tepat."
Fauziah
"Kalau di Jakarta, saya harus dikemo. Kalau kemo, akan rontok rambut dan banyak sel-sel hidup yang tadinya bagus jadi mati. Di Singapura saya tidak perlu kemo, hanya perlu minum cairan radioaktif yang lebih tepat sasaran."