Dari berbagai penyakit kritis yang menimpa manusia di seluruh dunia, kanker selalu menjadi sorotan utama. Biaya pengobatan kanker seluruh dunia mencapai USD 107 Milyar di tahun 2015, dan diramalkan akan meningkat menjadi USD 150 Milyar pada tahun 2020. Meski kanker termasuk penyakit yang mematikan, semakin lama semakin banyak pasien-pasien kanker yang berhasil sembuh berkat ilmu pengobatan modern yang sudah banyak berkembang. Berkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, lebih dari 20 jenis tumor telah ditangani oleh 70 jenis obat kanker baru yang diluncurkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Sayangnya, penyebaran atau distribusi obat-obat kanker ini tidak sama rata di seluruh dunia, bahkan di antara negara-negara maju sekalipun. Tidak semua obat kanker yang dirilis perusahaan-perusahaan farmasi dapat disetujui begitu saja oleh BPOMnya setiap negara. Dari 45 obat kanker yang disetujui oleh FDA atau BPOM Amerika Serikat sejak tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2013, Kanada hanya menyetujui 76%, Australia menyetujui 71%, dan European Medicines Agency hanya menyetujui 64% saja. Untuk tahun 2016 saja, FDA Amerika Serikat menyetujui 11 obat kanker baru. Hal ini disebabkan oleh sistem persetujuan FDA yang lebih terbuka dibandingkan negara lainnya, dimana pasien diizinkan mencoba obat-obat baru selama pasien tersebut mengerti resikonya.

Grafik di atas dari International Medical Services (IMS) memperlihatkan bagaimana di tahun 2015, hanya 6 negara di dunia ini yang mendapatkan akses ke lebih dari 50% dari 49 obat-obat kanker terbaru (obat-obat kanker yang dirilis dalam waktu 5 tahun terakhir). Seperti yang dapat kita lihat, Amerika Serikat merupakan negara dengan grafik obat kanker tersedia (available) tertinggi di angka 83%, melebihi negara-negara lainnya. Di lain sisi, Indonesia memberikan pasien pilihan yang minim akan obat-obat kanker terkini, obat-obat yang sudah diproses dengan teknologi yang lebih canggih dan riset yang lebih aktual atau up-to-date jika dibandingkan dengan obat-obat yang sudah ditemukan lebih dari 5 tahun silam.

Bagaimana dengan pembiayaannya? Untuk rakyar Amerika, Medicare atau BPJS Amerika Serikat dapat diandalkan untuk mengcover biaya pengobatan kanker mereka. Sedangkan untuk rakyat Inggris, British National Health System yang bekerja sebagai sistem BPJS mereka. Lantas, bagaimana dengan pasien-pasien yang ingin mendapatkan pilihan lebih banyak? Yang pasti tidak bisa mengandalkan BPJS, dan harus berobat ke Amerika Serikat dengan biaya sendiri atau asuransi pribadi yang berlimit besar tanpa banyak batasan kondisi.

Jika dana tidak lagi menjadi masalah, tentunya pasien ingin berobat di negara-negara yang memiliki pilihan obat kanker baru lebih banyak daripada negara-negara lainnya. Hal ini dikarenakan kesempatan sembuh pasien akan menjadi jauh lebih besar karena didukung oleh obat hasil teknologi terkini. Keinginan pasien yang seperti ini sudah merupakan hal wajar yang menjadi sifat dasar manusia, yakni berjuang untuk diri sendiri dan orang-orang yang disayanginya.

Kita dapat memaklumi bahwa sifat pasar obat kanker memang berbeda jika dibandingkan dengan pasar-pasar lainnya karena banyak melibatkan sisi emosional manusia. Manusia pada dasarnya takut akan kematian dan cacat, serta menginginkan kualitas dan kuantitas hidup yang terbaik yang bisa diraih. Hal ini menyebabkan para pasien kanker rela mengeluarkan uang yang sangat besar untuk obat-obat kanker yang memberikan harapan akan hidup lebih panjang untuk bersama keluarga tercinta. Artikel Harga Obat Kanker: Membeli Waktu Lebih Lama bersama Keluarga Anda memuat informasi mengenai harga-harga obat-obat kanker bestseller yang dapat membantu Anda mempersiapkan strategi bagi masa depan Anda dan keluarga.